Sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada adalah Apa? Berikut Penjelasanya

Sumpah yang diucapkan oleh Gajah Mada adalah "Sumpah Palapa". Beliau melakukannya disaat sesudah pelantikan menjadi seorang patih di kerajaan majapahit pada tahun 1366 masehi. 

Tujuannya adalah untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara dan menjadikan Majapahit sebagai kerajaan yang paling kuat di wilayah tersebut. Berdasarkan informasi dari belajarusd.com sumpah ini menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah Indonesia dan menjadi simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Sama seperti tujuan dari sumpahnya, beliau mendeklarasikan akan menyatukan seluruh wilayah nusantara. Berikut sumpah palapa yang diucapkan:

"Di dalam negri Java, Madura, Sumatra, Bali, Sunda, Palembang, dan semua yang ada di dalam wilayah Nusantara (Indonesia), saya sebagai perwakilan raja dan sebagai pengatur pemerintahan dengan nama Gajah Mada. Saya bersumpah dengan nafsu bersemadi di atas segala-galanya, dengan Allah sebagai saksi, bahwa saya tidak akan merasa puas hatiku, dan tidak akan mempergunakan hasil kerja selama belum berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara ini di bawah satu pemerintahan, satu bahasa, satu pandangan hidup dan satu aturan yang sama."

Siapakah Gajah Mada?

Gajah Mada adalah seorang tokoh dalam sejarah Indonesia yang terkenal sebagai Patih (Perdana Menteri) Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan memiliki tekad yang kuat untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara (Indonesia) di bawah kekuasaan Majapahit.

Beliau merupakan salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Indonesia dan dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional.

Gajah Mada dikenal karena menyampaikan Sumpah Palapa pada saat ia dilantik menjadi Patih Majapahit. Dalam sumpah tersebut, ia bersumpah untuk tidak merasa puas hatinya dan tidak akan mempergunakan hasil kerjanya sebelum berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah satu pemerintahan.

Beliau juga dikenal karena kemampuannya dalam mengatur pemerintahan dan keuangan Kerajaan Majapahit sehingga mampu mencapai kejayaan pada masa pemerintahannya.

Namun, setelah masa jabatannya sebagai Patih Majapahit berakhir, Gajah Mada ditahan oleh penguasa Majapahit yang menggantikannya karena dianggap melakukan pemberontakan. Ia kemudian meninggal dalam tahanan pada tahun 1364.

Perjalanan Hidup Gajah Mada

Gajah Mada lahir sekitar tahun 1230 di Desa Bagus Kasihan, Blambangan, Jawa Timur. Ayahnya bernama Rakeyan Jayadarma dan ibunya bernama Dyah Lembu Tal. Ia merupakan keturunan bangsawan dari Kerajaan Singhasari yang kemudian menjadi pengikut dan pelayan Raja Jayanegara dari Kerajaan Majapahit. Gajah Mada dikenal sebagai seorang yang pandai membaca dan menulis, serta menguasai berbagai bahasa daerah di Nusantara.

Karir politik Gajah Mada dimulai pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang merupakan cucu dari Raja Jayanegara. Pada tahun 1319, Gajah Mada diangkat menjadi Bupati (Wanaindra) Daha, salah satu provinsi Majapahit yang terletak di wilayah Kalimantan Selatan. Kemudian pada tahun 1329, ia diangkat menjadi Patih Tumapel, sebuah jabatan penting di Kerajaan Majapahit.

Sebagai Patih Majapahit, Gajah Mada berhasil memperluas wilayah kekuasaan Majapahit hingga mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14. Ia melakukan penaklukan dan pengaruh politik di wilayah-wilayah lain di Nusantara, seperti Sumatra, Bali, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi.

Selama masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan dan kemakmuran, yang tercermin dalam karya-karya seni, arsitektur, dan sastra yang terkenal hingga saat ini.

Namun, setelah masa jabatannya sebagai Patih Majapahit berakhir pada tahun 1364, Gajah Mada ditahan dan dituduh melakukan pemberontakan oleh penguasa Majapahit yang menggantikannya.

Ia kemudian meninggal dalam tahanan pada tahun yang sama. Meski demikian, warisan dan karya-karya Gajah Mada tetap dihormati dan diabadikan dalam sejarah Indonesia sebagai salah satu tokoh besar yang berjuang untuk persatuan dan kesatuan bangsa.