Hidroponik adalah salah satu teknik yang sudah lama dikenal sebagai salah satu cara membudidayakan tanaman.
Hal ini bahkan sudah ditemukan sejak tahun 1627, dan berkemabng terus seiring berjalannya waktu. Hidroponik sendiri merupakan teknik menanam tanpa tanah dengan memanfaatkan air untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.
Dikutip dari tipsbudidaya.com, cara ini pun terbukti lebih efisien mengingat lahan tanam yang kian hari semakin berkurang. Selain itu hidroponik juga lebih efektif dalam meningkatkan dan mendorong produktivitas tanaman.
Hidroponik sendiri berasal dari dua kata berbahasa Yunanai yaitu hydro dan ponos, yang berarti air dan daya. Hal inilah yang menjadikan istilah hidroponik digunakan dalam metode penanaman menggunakan media air.
Karena tidak menggunakan media tanah sama sekali, hidroponik memerlukan berbagai tambahan nutrisi didalamanya. Berkat kemajuan ilmu kima, beberapa unsur seperti natrium, posphor, kalium, sulfur, mangan, seng, dan lainnya kini bisa didapatkan.
Unsur-unsur tersebut awalnya hanya bisa ditemukan di dalam tanah. Namun kini dengan cukup memenuhi unsur tersebut pun tanaman hidroponik pun dapat tumbuh secara maksimal.
Selain menggunakan media air, hidroponik juga membutuhkan wadah untuk menempatkan tanaman. Biasanya pipa atau talang digunakan sebagai wadah yang tepat untuk membuat hidroponik.
Selain karena mudah ditemukan dan harganya terjangkau, bahan-bahan ini juga berbentuk memanjang sehingga mampu menampung banyak tanaman.
Hidroponik juga ternyata memiliki beragam jenis, salah satunya yaitu Static solution culture (kultur air statis). Metode hidroponik ini dilakukan dengan menggunakan air yang statis.
Dalam hal ini air yang digunakan diam atau tidak mengalir. Teknik hidroponik ini mengharuskan akar dari tanaman terus-menerus tercelup air dalam wadah yang berisi larutan nutrien. Di Indonesia sendiri teknik ini lebih dikenal dengan nama teknik apung, dan menjadi salah satu jenis yang paling sederhana.
Selain itu banyak juga jenis hidroponik yang lain seperti Continuous-flow solution culture, DFT (Deep Flow Technique), Aeroponics, Passive sub-irrigation, Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation, Run to waste, Deep water culture, Bubbleponics, dan Bioponic.
Kesuksesan dan popularitas hidroponik itu sendiri berasal dari kelebihan yang dimilikinya. Namun juga perlu mempertimbangkan kekurangan-kekurangan dari Hidroponik itu sendiri.
Kelebihan Hidroponik
1. Hemat lahan, pembuatan hidroponik yang tanpa tanah atau soilless menjadikan penggunaan lahan lebih efisien. Dimana saat ini telah banyak lahan yang beralih fungsi.
2. Air yang digunakan akan bersirkulasi secara terus-menerus di dalam sistem sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya akuarium.
3. Pengendalian nutrisi bisa lebih terkontrol sehingga bisa diberikan secara lebih efektif dan efisien. Selain itu bisa mendorong produktivitas tanaman agar hasilya lebih banyak.
4. Relatif tidak menghasilkan polusi pada lingkungan, karena media yang digunakan berbentuk sebuah sistem yang steril dan bersih. Selain itu media tanamnya juga bisa dilakuakan berulang kali.
5. Mudah dalam menanam maupun memanen tanamannya, karena bisa dilakukan dekat dengan rumah dan pemukiman.
Kekurangan Hidroponik
1. Meskipun tidak sebesar pertanian modern, modal yang digunakan untuk membuat hidroponik juga terbilang lumayan besar. Terutama dalam pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
2. Tidak semua tanaman dapat beradaptasi langsung dengan hidroponik. Sehingga terkadang beberapa tanaman mengalami stress karena kapasitas hidroponik tidak sebaik tanah.
Nah, dibalik kelebihan dan kekurangannya, hidroponik dapat menjadi salah satu inspirasi bagi anda yang ingin menekuni usaha bercocok tanam.
Apalagi jika anda terkendala masalah ketersediaan lahan dan tenaga, makan hidroponik ini dapat menjadi salah satu solusinya.